Monday, March 2, 2020

Blangkon Challenge Sebuah Pelestarian Budaya

Blangkon Challenge

Blangkon mungkin sudah biasa kita dengar dan bahkan kita lihat khususnya dalam acara acara adat Kejawen seperti resepsi pernikahan masyarakat Jawa ataupun dalam peringatan Hari Kartini dan Karnaval 17an. Adalah Nur Khalid dari Desa Mulur yang mencoba mengajak masyarakat pada umumnya untuk kembali melirik Blangkon sebagai salah satu bagian dari keseharian lewat Blangkon Challenge yaitu menggunakan blangkon sebagai penutup kepala dalam kegiatan sehari hari.
Blangkon adalah ciri khas pria Jawa

Hal ini untuk melestarikan salah satu bagian dari pakaian adat Jawa yang memang saat ini cenderung kurang diminati karena ada persepsi memamakai Blangkon terlihat kuno dan ndeso. Tentu saja ini sebuah anggapan yang salah sebab Balngkon merupakan pakaian penutup kepala para piyayi Jawa jaman dahulu khususnya ketika akan bertemu Raja dimana sebelumnya berupa iket/udheng yang kemudian dimodifikasi dan jadilah Blangkon.

Blangkon Model Solo

Lewat penjualan online Blangkon Challenge sudah menyebarkan blangkon Jawa ke seluruh wilayah Indonesia antara lain Batam, Kalimantan, Bali bahkan hingga terbang ke Jepang. Blangkon yang dikirimkan atas permintaan konsumen sesuai dengan model dan motif yang diinginkan ini didapatkan dari para pengrajin Blangkon yang tersebar di wilayah Solo Raya. Selain Blangkon aneka perlengkapan Kejawen juga tersedia antara lain baju surjan lurik, kain ksatriyan, sabuk timang dan aneka aksesories semacam pin/bros logo kerajaan.


Dimulai dari berdagang secara online dan juga lewat acara kebudayaan semacam event Jemparingan Blangkon Chalengge memiliki banyak konsumen dan pelanggan se Solo Raya khususnya dan se Indonesia secara luas. Selain itu Nur Khalid juga membuka lapak di pasar tradisional semisal Pasar Legen Tawangsari dimana juga mendapatkan respon positif dari masyarakat dengan terjualnya beberapa blangkon yang dia bawa.

Aneka Model Blangkon

Ketertarikan terhadap sejarah dan budaya Jawa adalah awal dimana Nur Khalid mengembangkan Blangkon Challenge dimana semata mata untuk mengenalkan budaya Kejawen kepada generasi millenial yang saat ini lebih kebarat baratan dan kurang respon terhadap peninggalan warisan budaya leluhur.

Nur Khalid sang penggagas Blangkon Challenge

Selain itu agar Blangkon bisa kembali menjadi identitas bagi masyarakat Jawa yang memang mulai melupakan Jawanya terlebih dalam bersikap dan bertingkah laku yang mulai jauh dari ajaran para leluhur yang terkenal santun dan bertoleransi tinggi,
Lewat Blangkon Challenge inilah Nur Khalid berharap bisa kembali mengajak masyarakat untuk dapat saling menghargai dan mencintai diantara sesama manusia khususnya sebagai warga negara yang Berbhineka Tunggal Ika.

Jika anda tertarik bisa kontak Nur Khalid lewat WA 081227078272 untuk berbagi pengalaman dalam dunia Kejawen ataupun jika tertarik dengan produk produk dari Blangkon Challenge ini.

No comments:

Post a Comment