Sunday, February 12, 2017

Jaga dan lestarikan Waduk Mulur sebagai ikon wisata Sukoharjo

Waduk Mulur yang dibangun sejak jaman pra kemerdekaan RI mempunyai nilai historis yang tinggi. Hal ini dapat kita lihat pada prasasti yang tertulis di bagian pintu air sebelah barat waduk ini juga pada makam Kyai Syaidiman di tengah Waduk Mulur. Sebagai generasi setelah kemerdekaan tentu kita harus nguri-uri dan ikut melestarikan keberadaan Waduk Mulur dengan cara tetap menjaga kebersihan di sekitar Waduk serta tidak melakukan hal-hal yang melanggar norma-norma kemasyarakat di wilayah waduk Mulur.

Salah satu tindakan nyata adalah dengan terus mengenalkan waduk Mulur kepada masyarakat luas, bahwa ada tempat wisata murah meriah yaitu Waduk Mulur untuk dinikmati panorama keindahan serta untuk ajang olahraga karena memang terdapat ruang publik di wilayah waduk Mulur ini.
Salah satu yang menggunakan area waduk Mulur secara rutin adalah komunitas Jemparingan (panahan) Rospring yang dikomendani oleh SA Wibowo. Komunitas ini rutin mengadakan gladi (latihan) setiap akhir pekan terutama hari jumat, sabtu dan minggu jika cuaca mendukung.
komunitas jemparingan rospring

Selain itupun ada pelatihan panahan yang dipimpin oleh mas Mamo yang sudah berkompetisi hingga level nasional melalui Pekan Olahraga Nasional. Disini pula didik para atlet yang nantinya akan menjadi wakil Sukoharjo di kancah panahan Nasional.
Selain itu pula disini lahir beberapa komunitas mancing seperti Pamansuko dan Ikatan Mancing Casting Sukoharjo (IMCS) sehingga semakin mengenalkan eksistensi Waduk mulur sebagai ikon wisata air.
Waduk Mulur juga rutin digunakan sebagai basis latihan Badan Penanggulangan Bencana Alam (SAR) wilayah Solo Raya khususnya kabupaten Sukoharjo dimana pelatihan rutin dilakukan setiap bulannya.

No comments:

Post a Comment