Nama desa Celep bagi masyarakat wilayah Nguter tentu tidak asing. Desa yang kini masuk dalam kawasan industri kabupaten Sukoharjo tersebut berada di sisi timur wilayah kecamatan Nguter dimana dilalui jalur Sukoharjo - Jatipuro Karanganyar. Suasana desa yang masih alami namun perlahan lahan menjadi kota kecil karena perkembangan industri yang pesat. Tentu inipun memberikan efek dan dampak signifikan bagi masyarakat sekitarnya. Adalah salah satu potensi besar yang dimiliki oleh desa Celep ini khususnya di wilayah dusun Sambirejo yang memiliki wilayah tepat di tengah tengah wilayah desa Celep. Disini sebagian warga mulai mengembangkan sentra agragris baik pertanian, buah maupun tanaman hias. Sebagian warga mulai merintis pertanian secara organik dengan meminimalisir produk kimia pada tanaman mereka.
Hal ini tentu sangat menggembirakan sebab para petani mulai kembali pada sistem lama penggunaan bahan alami sebagai penunjang pertanian. Semisal untuk pembuatan obat tanaman cukup dengan pemanfaatan buah buahan yang difermentasikan seperti yang sudah dilakukan oleh sodara Paidi warga Sambirejo yang bercerita di sela sela waktu istirahatnya siang itu. Hal ini pun disetujui oleh kawan kawan lainnya yang memang menggantungkan hidup dari sektor pertanian baik menanam padi, jagung, kacang ataupun tanaman seperti kentang hitam dan kedelai. Sambirejo Celep memang berbeda dengan kebanyakan petani lainnya yang dominan menggunakan pupuk buatan pabrik. Hal inipun didukung oleh petugas pertanian wilayah Nguter yang rutin memantau perkembangan pertania ini.
Sktor lain yang masih berpotensi dan memiliki pangsa pasar luas adalah tanaman bonsai seperti yang dikembangkan oleh sodara Sugeng di wilayah Sambirejo ini. Dalam kesehariannya tanaman bonsai menjadi sebuah hiburan tersendiri juga karena nilai seni yang ada pada tanaman tersebut. Ada beberapa warga lain pun mengembangkan prospek tanaman bonsai ini di sekitar halaman rumahnya dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong. Selain sebagai penghias rumah juga menjadikan wilayah Sambirejo segar udaranya terlebih dengan dekatnya wilayah tersebut dengan wilayah industri yang hanya beberapa meter dari kampung Sambirejo.
Bagi warga dampak industrialisasi harus diimbangi dengan penataan wilayah agar tetap segar,subur dan tetap asri salah satunya dengan memperbanyak tanaman hias disekitar rumah juga tanaman produktif lainnya yang akan lebih banyak menyerap karbondioksida. Tentu saja langkah langkah antisipasi seperti ini patut dicontoh dan menggerakkan masyarakat untuk seiring sejakan dengan kebijakan pemerintah tanpa harus saling bersinggungan. Pembangunan secara fisik memang diperlukan namun pembangunan secara spiritual juga wajib dikembangankan agar saling seimbang dan memberikan manfaat yang maksimal bagi kehidupan di masyarakat nantinya.
No comments:
Post a Comment